Selasa, 06 Mei 2008

Membakar Fighting Spirit Anda

"Tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat menggantikan ketekunan
dan keteguhan hati. Itulah kunci sukses."
(Calvin Coolidge)

Bulan ini, kita baru saja mengenangkan jasa para pahlawan. Salah satu
ciri utama seorang pahlawan adalah semangat perjuangannya. Semangat
berjuang inilah yang mengantar bangsa ini mewujudkan cita-cita
kemerdekaannya.

Sementara itu, kalau kita melihat kilas jejak orang-orang sukses,
kita menemukan satu benang merah. Benang merah itu tak lain adalah
fighting spirit (semangat juang) untuk mencapai kesuksesan itu.
Fighting spirit sangat dekat dengan semangat berkompetisi secara luar
biasa. Hampir semua orang yang berprestasi memiliki fighting spirit
yang membuat mereka unggul.

Nah, bagaimana kualitas fighting spirit Anda dalam merengkuh
kesuksesan? Marilah kita simak bersama. Thomas Alva Edison dikenal
sebagai ilmuwan dan penemu luar biasa. Namun, kalau kita lihat latar
kehidupannya, Edison bukanlah orang yang cerdas-cerdas amat. Dia
gagal mengenyam pendidikan sampai selesai.

Diperkirakan IQ-nya hanya sekitar 110 sampai 120. Tuli sejak usia 11
tahun. Dia akrab dengan beragam penolakan. Namun, dia tidak pernah
patah arang. Sampai-sampai di laboratorium, dia menggoreskan catatan
kecil. Katanya," Kalau tidak ada pabrik yang mau membuat penemuan
saya, sayalah yang akan membuat pabrik itu." Baginya, pabrik atau
mati. Nah, semangat ini mirip adagium para pahwalan kita: merdeka
atau mati.

Sosok inspiratif lain adalah Napoleon Bonaparte. Setelah kalah
perang, Napoleon dibuang ke Pulau Elba. Di masa pembuangan itu,
Napoleon menuliskan kegeramannya. "Sejak kecil saya tidak bisa berada
di tempat lain selain berada di kelas teratas," katanya. Menurut
kesaksian istrinya Josephine, Napoleon tidak bisa menerima kekalahan
kecil. Bahkan, dalam permainan catur sekalipun. Dia akan berupaya
keras memenangi permainan.

Tak disangkal, semangat fighting spirit inilah yang membuat hasil-
hasil dan prestasi yang luar biasa diciptakan. Tanpa semangat ini,
kita hanya akan berakhir dengan rekor yang biasa-biasa dan sedang-
sedang saja. Mudah berpuas diri. Namun, semangat menjadi pemenang
itulah yang menciptakan rekor -rekor dunia dan berbagai hal yang
dianggap 'tidak mungkin' dapat dipatahkan.

Fighting spirit adalah semangat untuk berjuang tanpa mengenal
menyerah. Keinginan untuk membuktikan bahwa kita bisa menjadi jauh
lebih baik, bahkan bisa tampil menjadi pemenang meskipun harapan yang
ada tampaknya tipis sekali. Bicara tentang hal ini, salah satu contoh
yang baik adalah tatkala kita menonton film pertarungan Rocky Balboa
dalam film-film Rocky. Pertarungan yang diberikan Rocky adalah salah
satu contoh yang baik dari makna fighting spirit.

Fighting spirit ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan yang kita
jalani. Fighting spirit mampu membuat kita mencapai level tertinggi
dalam prestasi kita. Hal ini berarti, kita tidak mudah menyerah dalam
bisnis yang kita jalani. Meski bertebaran komentar-komentar buruk di
sekeliling kita.

Tak patah arang

Tidak mudah patah arang saat di mana orang lain menyerah. Berani
menantang diri. Rela berkorban serta memberikan diri secara total
untuk mencapai suatu rekor prestasi. Dalam hal meraih tujuan bisnis,
membuktikan kualitas kerja, melebihi standar kebutuhan klien,
semuanya bisa kita capai dengan fighting spirit yang tinggi. Semangat
ini akan membuat orang bekerja secara tuntas dan prima.

Saya teringat kisah fighting spirit yang luar biasa dari seorang agen
asuransi. Saat itu, cita-citanya adalah bisa membawa kedua
orangtuanya ke luar negeri. Satu-satunya cara adalah memperoleh tiket
mengikuti konferensi di luar negeri, sehingga dia bisa membawa orang
tuanya.

Waktu untuk memenuhi target tinggal 2 bulan. Terlalu pesimistis, dan
kebanyakan agen pasti mengatakan bahwa dalam dua bulan angkanya
terlalu sulit dicapai. Namun, tidak demikian dengan rekan saya
tersebut. Dia membulatkan lagi cita-citanya. Memetakan lagi
rencananya. Lalu, mulai berjuang siang dan malam.

Waktu luangnya betul-betul ia pakai untuk mewujudkan cita-citanya
itu. Dan tatkala diumumkan siapa-siapa yang berhasil mengikuti
konferensi itu pada akhir tahun, namanya tercantum di situ. Dia
berlutut ke tanah, menangis penuh kebahagiaan.

Kisah lain yang cukup mengesan adalah Michael Jordan, maestro dunia
basket. Dirinya adalah bintang sejati yang tidak bisa menerima
tantangan. Sampai-sampai pada 1998, Jordan berkata kepada reporter
sebelum musim NBA mulai, "Kalau tidak ada tantangan, rasanya saya
tidak bisa menunjukkan kepiawaian saya".

Bahkan, pernah ketika pelatih dari New York Knick mengejeknya bahwa
Jordan berusaha berbaik-baik dengan pemainnya untuk mendapatkan
keuntungan di lapangan. Jordan begitu terbakar semangatnya, sehingga
dia melumatkan the Knicks dengan kemenangan telak unggul 53 skor.
Sebuah skor kemenangan yang fantastis.

Di bidang apa pun, para pahlawan dan orang-orang sukses ini menjadi
saksi pentingnya fighting spirit ini. Tunjukkan bahwa kita tidak
menerima begitu saja kritikan dan cercaan orang pada apa yang kita
lakukan. Bahkan tunjukkan kita bisa memberikan hasil yang jauh lebih
baik.

Jangan pula gampang menyerah sebelum pertandingan betul-betul usai.
Selama masih ada waktu, kita masih punya peluang untuk meraih
kemenangan dalam diri kita. Itulah yang kita pelajari dari Edison,
Napoleon, Rocky Balboa, si agen asuransi serta Michael Jordan.
Tanyakan sekali lagi, seberapa tangguh Anda telah berjuang?

Membakar Fighting Spirit Anda oleh Anthony Dio Martin

Senin, 05 Mei 2008

Jalan Praktis Setop Kebiasaan Buruk


Not managing your time and making excuses are two bad habits. Don't
put them both together by claiming you "don't have the time" (Bo
Bennett)

Jangan mengatakan Anda tidak perlu membaca tulisan ini karena Anda
bukan seorang pecandu alkohol. Banyak yang bisa digali dari istilah
di atas. Baik bagi Anda maupun bagi orang-orang yang Anda cintai
untuk keluar dari perilaku bermasalah.
Memang, teknik yang disebut dalam tulisan ini pertama kali
dikembangkan dengan para pecandu alkohol. Ini merupakan cara
bagaimana membebaskan mereka dari jeruji kecanduan minuman
memabukkan itu.
Selama dibimbing di Alchoholic Anonymous, mereka diberi langkah
sistematis agar mampu mengevaluasi kondisi mereka. Tujuannya agar
mereka tertarik membuat langkah terobosan untuk berhenti. Nah, salah
satu langkah sistematis terkenal yang dilakukan dengan para pecandu
alkohol ini disebut dengan 3-parts Alcoholics Anonymous.
Langkah-langkah ini biasanya saya terapkan bersama para peserta
workshop kecerdasan emosional untuk membangun kesadaran mengenai
kehidupan mereka. Sejauh ini proses ini, ternyata banyak membantu!
Langkah-langkah praktis 3-parts Alcoholics Anonymous punya dampak
positif, baik bagi pecandu alkohol, narkoba, maupun kebiasan buruk.
Saya pernah menerapkan ini pada seorang peserta training yang
kecanduan narkoba. Ia terisak saat saya menggunakan 3-parts
Alcoholics Anonymous ini tentang hidupnya. Ia menyadari betapa
banyak kehidupannya yang 'terampas' oleh kebiasaannya buruk itu.
Bukan hanya bagi pecandu. Saya juga pernah menggunakan teknik ini
untuk memberikan kembali semangat pada seorang pebisnis yang
kehilangan kepercayaan dirinya. Saya mengajaknya untuk mengambil
kembali sumber daya, yakni pengalaman yang pernah dialaminya dan
membuatnya menjadi yakin kembali. Jadi, ini pun bisa Anda terapkan
pada posisi Anda sekarang.
Bagaimanakah prosesnya? Intinya, program ini terdiri dari beberapa
langkah kesadaran. (1) Bagaimana gambaran saya dahulu; (2) Bagaimana
gambaran diri saya sekarang; (3) Bagaimana caranya saya bisa dari
kondisi dulu menjadi sekarang.
Proses pertama adalah menanyakan bagaimana gambaran diri kita
dahulu. Ada 2 kemungkinan, lebih buruk atau lebih baik. Bagi para
pecandu dan mereka yang berkebiasaan buruk, potret masa lalu
biasanya lebih baik. Bahkan, ada beberapa pecandu narkoba, misalnya,
pernah memiliki masa lalu yang begitu jaya dan sukses sebelum
akhirnya kecanduan dan rusak hidupnya.
Bayangan masa lalu adalah bayangan yang mengharukan. Di situlah,
biasanya orang bisa melihat bagaimana kondisi mereka sebelumnya.
Itulah kecemerlangan yang pernah mereka miliki di masa lalu.
Gambaran tentang masa lalu bisa menjadi gambaran bahwa, dibandingkan
dengan kondisi sekarang, hidup mereka sebenarnya memburuk. Bagi
beberapa pecandu, ini potret yang bisa menyadarkan mereka.
Proses pertama ini pun bisa dijadikan sarana memotivasi diri. Saya
ingat sosok Anthony Robbins. Motivator nomor wahid ini pernah hidup
di apartemen 2x2 . Bahkan, untuk cuci baju pun harus di wastafel.
Ingat juga Tukul Arwana. Sebelum menjadi presenter sukses Empat
Mata, ia pernah ngos-ngosan jadi kondektur.
Kesuksesan ia pahami sebagai kristalisasi keringat. Termasuk juga
Krisna Mukti. Sebelum menjadi artis ngetop, ia harus bergumul dengan
beragam penolakan. Begitu frustrasinya karena ditolak, ia pernah
berjanji pada satpam yang menolaknya, "Suatu ketika kamulah yang
akan mengemis-ngemis minta tanda tangan saya". Nah, gambaran diri
masa lalu juga bisa menjadi motivasi diri maupun memotivasi orang
lain.
Proses kedua adalah membuat gambaran sekarang. Gambaran sekarang
bisa merupakan gambaran kita yang berada dalam situasi 'terpenjara'
oleh kebiasaan buruk kita. Bagi para pecandu dan mereka yang
berkebiasaan buruk, masa inilah masa kelam mereka.
Ini sangat perlu disadari. Coba tarik sebuah garis yang memberikan
ukuran level kualitas masa lalu ke level masa sekarang. Masa inilah
yang sebenarnya bisa memberikan ukuran, apakah kehidupan yang kita
jalani sebenarnya membaik atau justru memburuk. Jika jawabannya
membaik, bersyukurlah. Hal ini bisa memberikan kita pelajaran
bagaiman kesukaran, tantangan yang telah dilewati maupun pengorbanan
yang kita buat tidaklah tidak sia-sia. Tetapi, jika jawabannya
memburuk, saatnya kita merefleksikan berbagai keputusan pilihan
salah maupun problem yang membuat situasi kita justru melemah dan
menjadi kerdil.
Proses terakhir adalah proses merefleksikan kembali dan memaknai
seluruh perjalanan hidup kita. Bisa jadi kita bisa menemukan
penyebab utama kecanduan atau kebiasaan buruk.
Misalnya, relasi pertemanan yang keliru atau terlalu mudah percaya
pada bujuk rayu orang. Berbagai situasi ini bisa menjadi bahan
refleksi dan hikmah untuk menghindar dari pertemanan yang buruk di
masa depan. Sementara itu, bagi yang mereka yang pernah mengenyam
kejayaan tetapi sekarang terpuruk, ini pun bisa menjadi motivasi
bahwa "kalau dulu saya pernah berhasil, sebenarnya saya memiliki
otot yang bisa membuat saya berhasil lagi di masa yang akan datang".
Intinya, perlu bagi kita untuk sesekali menggunakan 3-parts
Alcoholics Anonymous ini sebagai langkah penting. Termasuk kita yang
sudah sukses sekarang. Lebih-lebih kita yang terjebak dalam
kebiasaan buruk yang 'mencuri' maupun 'menyabotase' kesuksesan hidup
kita. Kita perlu sekali menyadari kehidupan yang 'tercuri' melalui
langkah-langkah 3-parts Alcoholics Anonymous. Mari kita ambil
kembali kehidupan yang layak kita miliki!

Sumber: Jalan Praktis Setop Kebiasaan Buruk oleh Anthony Dio Martin

Sekolah Hidup Susah



Untuk menjadi kaya, semua orang bisa instan melakoni. Namun, tidak
siapa saja siap menjadi orang susah.

Orang miskin baru kian banyak. Penganggur baru menambah bengkak angka
kemiskinan. Bisa jadi, itu sebabnya, selain angka bunuh diri tinggi,
tiga dari sepuluh orang Indonesia tercatat terganggu jiwanya.

Tidak siap hidup susah berisiko sakit jiwa. Ada cara sederhana
menekan risiko sakit jiwa. Sejak kecil anak dibuat tahan banting.
Ketahanan jiwa anak harus dibangun. Untuk itu, jiwa
butuh "imunisasi".

Menerima kenyataan

Sejak kecil anak diajar lebih membumi. Yang gagal kaya rela menerima
kenyataan. Yang belum pernah hidup susah diajar prihatin sedari
kecil. Kendati kecukupan, tidak semua yang anak minta perlu diberi.
Anak dilatih merasakan kegagalan.

Tugas orangtua dan guru mengajak anak berempati pada kesusahan orang
lain. Hidup tak luput dari berbagai stresor. Tak semua stresor jelek.
Supaya jiwa tahan banting, stresor dibutuhkan. Anak perlu mengalami
seperti apa tekanan hidup, konflik, kegagalan, rasa kecewa, dan
krisis dalam hidup. Seperti vaksin, biasakan anak memikul aneka
stresor yang bikin jiwanya kebal seandainya kelak hidupnya susah.

Tanpa dilatih hidup susah, anak yang terbiasa hidup berkecukupan tak
tahan banting. Lebih banyak orang sukses lahir bukan dari keluarga
kecukupan. Hidup prihatin membuat jiwa tegar bertahan melawan
kesusahan. Hidup susah membangun mimpi ingin lepas dari rasa kapok
menjadi orang susah. Demi mengubah mimpi jadi kenyataan, spirit kerja
keras pun dipecut.

Einstein percaya, untuk sukses diperlukan lima persen otak,
selebihnya keringat (perspirasi). Spirit kerja keras menjadi milik
orang yang tak pernah puas pada prestasi yang diraih. Seperti bangsa
Troya dulu, pembangunan Jepang dan Korea lebih pesat ketimbang bangsa
sepantar karena memiliki "virus" n-Ach (need-for-Achievement) yang
tinggi.

"Virus" n-Ach bisa ditularkan kepada anak lewat asuhan dan
pendidikan. Bacaan memuat nilai kehidupan, termasuk mendongeng,
pendidikan berdisiplin, dan keteladanan orang lebih tua. Itu modul-
modul kehidupan agar anak tahu juga hidup susah.

Jiwa getas

Kebiasaan meloloh anak dengan kelimpahruahan tidak melatih anak
merasakan gagal, kecewa, rasa ditekan, rasa konflik, atau rasa
krisis. Tanpa tempaan stresor, jiwa getas. Jika jiwa getas, orang
rentan stres. Bila tak terlatih hidup berdamai dengan stres, hidup
berisiko gagal andai harus jatuh miskin.

Tak ada sekolah yang mengajarkan menjadi orang miskin. Tak pula ada
kursus memampukan anak terbiasa hidup berdamai dengan stres. Yang
bisa kita lakukan adalah mengasuh dan mendidik anak tahan banting.
Mandat itu harus ada di pundak setiap orangtua.

Tidak semua anak kecukupan pernah mengalami stresor. Dalam pendidikan
modern, anak sengaja dihadapkan pada stresor buatan. Ada pelatihan
diam-diam, dalam suasana berkemah atau outbound diciptakan situasi
krisis. Mobil sengaja dibuat mogok di tengah hutan pada malam hari,
atau kehabisan makanan selagi camping.

Dihadang stresor buatan, anak dilatih bagaimana bereaksi,
beradaptasi, agar mampu lolos dari rasa panik, rasa takut, rasa tidak
enak berada dalam situasi darurat. Ini bagian dari upaya membuat
kebal jiwa anak. Bila jiwa tak tahan banting, sontekan stres kecil
mungkin diatasi dengan bunuh diri. Kini semakin banyak kasus bunuh
diri hanya karena alasan enteng. Gara-gara ditinggal pacar, tidak
naik kelas, sebab jiwa tak terlatih memikulnya. Maka jiwa perlu
digembleng.

Kerja keras

Menggembleng berarti menunjukkan rasa arah hidup prihatin, selain
berdisiplin. Hidup berdisiplin berarti menjunjung tinggi kebenaran,
memikul tanggung jawab, kerja keras, serta mampu menunda kepuasan.

Menunda kepuasan bentuk keunggulan sebuah bangsa. Bangsa unggul
memiliki "virus" n-Ach tinggi. Anak yang diasuh dan dididik dengan
nilai-nilai "virus" n-Ach, menyimpan bekal sukses. Itu kelihatan,
misalnya, dari cara makan. Anak dengan n-Ach tinggi menyisihkan yang
enak dimakan belakangan, yang tidak enak dimakan dulu. Tugas berat
dikerjakan dulu, yang enteng belakangan. Bersakit-sakit dulu
bersenang-senang kemudian menjadi kredo bangsa yang sukses.

Agar tahu hidup susah, anak diajak memahami bahasa hidup bukan uang
semata. Tak semua semerbak kehidupan bisa dipetik dengan uang.
Kebahagiaan tertinggi hanya terpetik setelah orang mampu merasa
bersyukur meski cuma menjadi orang biasa (mengutip Gede Prama).

Sukses hidup sejati tak mungkin terpetik instan. Jiwa potong kompas,
ingin lekas kaya, tumbuh dari budaya instan. Bukan rasa arah yang
benar saja yang perlu ditanamkan saat membesarkan anak, tetapi harus
benar pula menempuhnya di mata Tuhan.

Anak disiapkan menjadi insan linuwih (terinternalisasi penuh
superegonya) dengan cara mengempiskan egonya sekecil mungkin.
Rekayasa sosial (social engineering) diperlukan dengan
menyuntikkan "vaksin" hidup prihatin. Perlu pula penyubur superego
agar kendati hidup susah masih merasa bahagia.

Hanya bila bibit linuwih dipupuk sejak kecil, sekiranya hidup susah
tak tergoda memilih serong. Kendati tak banyak harta, uang, atau
kuasa, ke arah mana pun hidup memandang, merasa tetap "kaya". Mampu
legawa, bersyukur, dan merasa berbahagia sudah pula meraih Oscar
kehidupan, kendati mungkin hanya menjadi orang biasa.

Sumber: Sekolah Hidup Susah oleh Handrawan Nadesul, Dokter, Penulis
Buku, Pengasuh Rubrik Kesehatan

Segarkan Diri Lagi dengan De-Stress



Sometimes the most important thingin a whole day is the rest we take
between two deep breaths. (Etty Hillesum)

Apa yang mesti dilakukan pada saat merasa stres dengan situasi
ataupun pekerjaan yang Anda hadapi? Pesan sederhananya, jangan
memaksakan diri. Berhentilah sejenak. Lakukan proses yang disarankan
oleh rekan ahli nutrisi di Inggris yang saya temui baru-baru ini
dalam perjalanan liburan dan studi saya yang disebutnya sebagai de-
stress. Apakah maksudnya?

Prinsip dalam de-stress adalah, mengambil napas panjang, cukup makan,
cukup tidur, mendengarkan musik, bersantai, latihan fisik, aktivitas
sosial dan pijatan kepala. Mari kita tinjau satu demi satu prinsip de-
stress tersebut.

Ambil napas panjang
Ada kalanya kita merasa diri kita suntuk atau pun jenuh. Saat-saat
inilah lebih baik bagi kita untuk berhenti sejenak. Menarik napas.
Memberi lebih banyak oksigen bagi tubuh kita. Dalam beberapa
pelatihan yoga, ada beberapa gerakan seperti menarik napas dalam....
tahan... dikeluarkan lagi melalui mulut. Beberapa latihan pernapasan
yang sederhana sungguh memberikan energi positif bagi tubuh kita.

Cukup makan
Beberapa ahli nutrisi di Institute of Optimum Nutrition (ION), tempat
di mana saya belajar soal nutrisi dan pikiran selama di Inggris,
mengeluhkan banyak orang menjadi adrenalin junkies (kecanduan untuk
terus memacu adrenalinnya). Mereka berusaha menurunkan stresnya
melalui kopi, rokok atau makanan dengan kadar gula tinggi.

Ada beberapa saran yang dapat diterapkan. Misalnya, mengurangi
kandungan gula dalam makanan kita. Caranya, mengganti camilan dengan
potongan buah segar. Bahkan, disarankan juga membatasi sekali
stimulan seperti kopi, teh ataupun cokelat, oleh karena kandungan
caffeine di dalamnya.

Sebaliknya ada beberapa kandungan vitamin dan mineral yang sangat
dianjurkan untuk mengurangi stres, misalkan vitamin B1, B2, B3, B5,
B6, B12, folic acid, choline, co-enzyme Q10, vitamin C, calcium,
magnesium, besi, seng serta chromium. Nah, mulai sekarang, cobalah
perhatikan kandungan-kandungan zat ini dalam makanan maupun suplemen
Anda.

Cukup tidur
Baru-baru ini, kantor berita BBC melakukan penelitian yang
menghasilkan simpulan menarik: orang yang tidur rata-rata tujuh jam,
mempunyai peluang usia lebih panjang. Namun, tidur kepanjangan juga
membuat tubuh dalam kondisi mood yang rendah serta kondisi energi di
mana orang malas melakukan apapun.

Jadi, tidur sekitar tujuh jam adalah cukup optimal, menurut
penelitian ini. Memang, tidur dibutuhkan oleh tubuh selain untuk
proses detoksifikasi, juga untuk menghasilkan zat tertentu seperti
melatonin.

Bahkan, dalam pengajaran hypnotherapy yang saya berikan, ada proses
di otak yang disebut dengan Ultra Radiant Cycle di mana selang
sekitar 90 menit, otak akan mengistirahatkan dirinya. Karena itu,
dalam situasi stres, mengambil jeda sejenak dengan melakukan cat nap,
jeda tidur 3-10 menit adalah suatu ide yang baik untuk dicoba. Dalam
pengalaman saya, ide cat nap beberapa menit ini sungguh menyegarkan.
Tapi, ingat jangan sampai kelamaan!

Mendengarkan musik
Tentu saja, ada beberapa musik yang mampu membuat suasana rileks.
Saat ini sudah banyak musik dengan tema-tema relaxing music atau pun
koleksi musik relaxing music yang bisa membuat tubuh dan pikiran
menjadi lebih segar. Bahkan, dalam beberapa teknik terapi musik,
dapat kita terapkan dalam diri kita saat menghadapi stres.

Salah satu caranya, mencari musik alunan yang lebih lembut, sehingga
gelombang otak bisa mensinkronkan musiknya. Hindari musik dengan
lagu, supaya pikiran dan imajinasi kita menjadi lebih lepas dan
bebas. Fokuskan pada perasaan saat mengikuti alunan musik tersebut.
Hal ini akan menjadi kondisi yang sangat menyegarkan untuk dicoba
pula.

Rileks
Pada saat stres, ada baiknya jika sesekali kita
melakukan 'pengendapan' pikiran dengan melihat ulang semua hal yang
kita alami dengan perspektif yang lebih 'besar' Salah satu teknik
relaksasi yang saya lakukan adalah mengambil waktu untuk tenang,
berdoa, lalu mencoba melihat segala masalah dan pikiran yang kita
alami dengan melakukan proses 'asosiasi' terhadap semua masalah
tersebut.

Terkadang, dengan melihat dari sudut pandang yang lebih dan melihat
dari big picture-nya membuat kita lebih sadar. Pada akhirnya, fakta
menunjukkan semuanya tidak serumit yang kita bayangkan.

Pelatihan
Berbagai aktivitas amat membantu kita untuk mengurangi stres. Joging
pagi, melakukan treadmill, aerobic ringan atau olahraga yang bisa
membuat tubuh kita berkeringat. Mereka terbukti mampu membuat stres
kita menurun.

Saya tertarik dengan ide dari Oscar Ichazo yang menyarankan pelatihan
yang disebut Psychocalistenics. Dalam pelatihan ini ada lima area
yang kita latih, yakni bagian kepala (pikiran), bagian dada (emosi),
bagian perut (kekuatan tubuh), bagian bawah perut (vitalitas), dan
seluruh bagian tulang belakang (spiritual).

Pijatan kepala
Pada saat stres, lakukan pelatihan ini. Cobalah untuk memijit-mijit
kepala dengan ringan. Sambil menutup mata, nikmati perasaan saat
setiap kali jari-jari menyentuh kepala dengan nyaman. Ini merupakan
salah satu teknik untuk de-stress yang baik.

Aktivitas sosial
Terakhir, cobalah teknik ini. Ada beberapa rekan saya, yang pada saat
ketika dirinya suntuk, dia keluar dari ruangannya dan menghambur
dengan orang lain. Tidak disangkal, teman maupun orang lain mampu
memberi perasaan lega, nyaman, aman, saat kita suntuk.

Bayangkan saja, saat suntuk, kita justru mengurung diri dalam kamar.
Pasti kita akan semakin tersiksa. Nah, kegiatan-kegiatan sosial,
entah membantu orang lain, bergaul dengan orang lain, menyambangi
sahabat akan membantu kita untuk menghilangkan stres. Lebih-lebih
jika orang lain mampu berbagi dengar dengan diri kita.

Nah, obat mujarabnya, praktikkan teknik-teknik de-stress ini untuk
menyegarkan (rejuvenating) diri Anda saat mengalami stres. Jangan
biarkan Anda terjerembab dalam situasi stres yang membuat Anda tidak
produktif lagi. Anda adalah tuan atas diri Anda sendiri!

Sumber: Segarkan Diri Lagi dengan De-Stress oleh Anthony Dio Martin

Minggu, 04 Mei 2008

Apakah Anda Manusia Paranoia atau Pronoia


"Anda menciptakan semesta Anda sendiri saat Anda memulainya."
(Winston Churchill)

Perasaan takut dan khawatir itu lumrah dalam hidup. Tapi, kalau
setiap saat selalu dihantui oleh rasa takut, itu namanya sakit.

Ada orang yang selalu dihantui rasa takut. Sejak bangun pagi, yang
ada di dalam benaknya selalu kekhawatiran. Rentetan persoalan seolah
sudah ada di depan mata. Hidup dirasakan sebagai beban. Tak heran,
jika orang macam ini tidak pernah tersenyum di pagi hari atau
bersyukur atas hari baru. Nah, orang yang selalu dihantui oleh
perasaan cemas dan khawatir bisa bisa digolongkan dalam tipe manusia
paranoia.

Orang-orang seperti itu bisa kita temui di banyak tempat. Di tempat
kerja, kita pun bisa melihat banyak sekali manusia paranoia ini.
Mereka selalu bertanya-tanya dalam dirinya, "Masalah apa yang akan
saya temui hari ini?" Orang paranoid selalu disibukkan dengan pikiran-
pikiran negatif.

Orang ini selalu memikirkan masalah. Bahkan, menganggap hidup adalah
serangkaian masalah yang tak kunjung purna. Hidupnya pun tidak
bersemangat. Keluhan selalu ada di mulutnya. Kreativitasnya pun
tumpul. Termasuk, ia bisa menjadi orang yang sakit-sakitan lantaran
psikosomatis.

Apabila masalah akhirnya menghampiri, pikiran orang paranoid akan
segera mengamini. "Nah, apa saya bilang. Pasti ada masalah." Lantas,
saat hari berlalu dan saat orang lain menyapanya, dengan lesu orang
paranoid selalu berkata, "Seperti biasa. Banyak masalah yang tidak
pernah selesai." Padahal, segala yang negatif itu datang karena
pikiran negatif orang itu.

Dalam DVD dan bukunya The Secret, Rhonda Byrne menegaskan, pikiran
mempunyai frekuensi dan daya timbal balik. "Pikiran yang sedang Anda
pikirkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda,"
katanya. Nah, pikiran negatif akan menarik hal dan kejadian negatif.
Demikian juga sebaliknya.

Anda tetaplah manusia merdeka. Anda berhak memilih. Anda bukan budak
dari pikiran-pikiran Anda itu. Nah, Anda pun bisa mengubah pikiran
negatif menjadi sebaliknya. Lawan kehidupan penuh paranoia adalah
pronoia. Rob Brosny mengembangkan gagasan ini dalam bukunya berjudul
Pronoia. Beda dengan orang paranoia, orang pronia selalu memfokuskan
hidupnya pada hal-hal baik. Ia selalu menguasai pikiran positif.

Menyukuri karunia

Saat bangun pagi, orang pronoia akan memikirkan, "Hal menarik apa
yang akan saya alami hari ini? Kejadian menyenangkan seperti apa yang
akan kujumpai?" Orang pronia selalu mengamini pergantian hari. Ia
selalu tersenyum setiap hari baru tiba.

Hidupnya penuh syukur. Hidup adalah rangkaian keajaiban yang
menyenangkan. Orang pronia juga menyadari masalah akan datang. Tapi,
ia melihatnya secara positif. "Kalau ada masalah, baguslah. Ini akan
menjadi pelajaran berhaga bagiku. Tapi, ada hal yang jauh lebih
berharga ketimbang masalah itu, yakni mensyukuri karunia-karunia
sepanjang hari ini," ungkapnya.

Orang pronoia selalu memandang semesta alam ini yang senantiasa
mewujudkan kebutuhannya. Ia memandang alam semesta secara positif.
Lisa Nichols, seorang penulis buku Chicken Soup for the African
American Soul, mengatakan, "Biarkan semesta mengetahui apa yang Anda
inginkan. Semesta selalu merespons pikiran-pikiran Anda," katanya.

Apa yang ada yang kita pikirkan akan terpancar ke alam semesta untuk
direspon. Karena itu, memandang semesta sebagai yang patut disyukuri
adalah hal positif. Orang pronoia senantiasa mensyukuri apa yang
sudah disediakan semesta. Matahari pagi yang menghangatkan tubuh.
Udara segar yang masih bisa dihirup. Transportasi yang mengantar ke
tempat kerja. Air minum yang menyegarkan dan sebagainya. Bila ada
masalah, orang pronia pun akan dengan bijak menyikapinya dengan
optimis.

Mari kita lihat cerita berikut. Ada dua orang pelancong asal Swiss
yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka
terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng. Jalannya tersendat-sendat
karena mesin tuanya.

Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil.
Ia terbekap rasa khawatir kalau mobil itu mogok di tengah jalan. Ia
khawatir kalau bensinnya habis dan tidak ada pom bensin di sana.

Sementara, pelancong kedua tampak santai-santai saja. Ia begitu
menikmati pemandangan indah bukit-bukit di negeri cokelat itu. Bukit-
bukit yang pucuknya dihiasi salju putih. Beberapa kali ia
mengabadikan keindahan itu dengan kamera poketnya.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota
yang dituju. "Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu?
Apa kamu tidak cemas?" tanya pelancong pertama. "Apa yang perlu
dicemaskan. Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku
suka dengan perjalanan tadi," kata pelancong kedua.

Kisah tadi memperjelas pemahaman kita tentang pronoia. Benar sekali
kata seorang guru kebijaksanaan, "Kekhawatiran tidak akan menambah
sejengkal pada usia kita." Memang, banyak orang hidup dalam emosi
kekhawatiran dan cemas mengenai apa yang belum terjadi. Orang sering
takut dan tidak tahu apa yang ia takuti. Akhirnya, orang yang seperti
ini tidak bakalan menikmati kehidupan. Hidup hanya menjadi milik
orang-orang yang mampu menikmatinya dengan penuh syukur.

Sumber: Apakah Anda Manusia Paranoia atau Pronoia oleh Anthony Dio
Martin, Managing Director HR Excellency

Jadilah Magnet Atas Suksesmu


"What you see in your mind, you're going to hold it in your hand"
(Bob Proctor)

Sekarang ini, di mana-mana begitu ramai dibicarakan The Secret, buku
yang ditulis oleh penulis kelahiran Australia Rhonda Byrne. Buku yang
menggemparkan ini telah memopulerkan nama Rhonda Byrne dan menobatkan
dirinya menjadi salah satu perempuan berpengaruh di dunia saat ini.
Apakah yang menarik dari buku The Secret ini?

Intisari The Secret adalah The Law of Attraction atau hukum daya
tarik. Inti dari hukum daya tarik ini adalah like attract like.
Artinya, sesuatu akan menarik sesuatu yang mirip dengannya. Jadi,
saat kita memikirkan sesuatu, dikatakan bahwa kita sedang menarik
sesuatu itu ke arah diri kita.

Bayangkanlah seorang ibu yang seringkali mengalami kecopetan.
Masalahnya, setiap kali ke pasar, ia selalu membayangkan dan dihantui
bayangan para pencopet. Setiap kali mengalami kecopetan, ia semakin
ketakutan dan semakin membayangkan hal itu terjadi lagi berulang
kali. Pikiran si ibu itu menjadi magnet bagi para pencopet untuk
mendekatinya.

Di sisi lain, ada seorang mahasiswa teologi yang mengatakan saat
dirinya melancong ke luar negeri, ia tidak memiliki tabungan cukup
dan tidak kenal siapa pun. Modalnya hanya berdoa dan membayangkan
jalan mulus membentang di hadapannya. Anehnya, banyak kemudahan dan
jalan 'bantuan' datang menghampirinya saat ia membutuhkan.

Dalam hukum daya tarik ini, pikiran kita bereksistensi ibarat magnet.
Pikiran kita memiliki getaran frekuensi yang kita pancarkan ke
sekeliling kita. Akibatnya, getaran ini mulai memengaruhi lingkungan
sekitar kita dan mulai menarik alam semesta (universe) terkait
berbagai hal kembali kepada diri kita.

Jadi, kalau getaran frekuensi yang kita pancarkan merupakan getaran
kesuksesan dan kebahagiaan, alam semesta akan mengatur kesuksesan dan
kebahagiaan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Sebaliknya,
bila yang kita pikirkan adalah marabahaya, maka kemungkinan besar hal-
hal yang tidak kita inginkan itulah yang bakalan menghampiri kita.

Mendukung mimpi

Seperti dikatakan DR.Joe Vitale, salah seorang pembicara dan penulis
yang turut memberikan kontribusi dalam buku The Secret, "Alam semesta
akan mulai mengatur dirinya, untuk membuat apa pun yang terpikirkan
olehmu, mulai termanifestasikan bagi dirimu".

Persis seperti pesan Sang Alkemis, novel spiritual Paulo Coelho. Di
sana, dikisahkan tentang Santiago, seorang bocah penggembala domba
dari Padang Andalusia, yang mengelana mewujudkan mimpi-mimpinya.
Pesan utamanya, "Orang yang meyakini seluruh mimpi-mimpinya, maka
seluruh alam semesta akan membantunya dalam mewujudkan mimpi-mimpi
itu menjadi kenyataan."

Bayangkan dengan mereka yang phobia dengan cecak dan takut kalau-
kalau ada cecak. Akibatnya, jutsru mereka 'menarik' cecak di mana-
mana. Demikian pula yang takut kegagalan, justru mereka menarik
energi kegagalan dalam diri mereka. Sebaliknya, kalau kita menarik
kekayaan, kesuksesan, uluran tangan, dan kebahagiaan, maka itulah
yang akan tertarik ke arah dirimu.

James Ray, salah satu pemikir terkenal dan kontributor buku ini
memakai metafora menarik. Bayangkanlah dunia ini seperti kisah lampu
Aladin dalam dongeng 1001 Malam. Bayangkan, saat dirimu membutuhkan
sesuatu dirimu tinggal menggosok lampunya, maka akan muncul jin ajaib
dan berkata pada Anda, "Your wish is my command" (harapan Anda adalah
perintah untuk saya). Bayangkanlah alam semesta mengatakan hal
tersebut kepada diri Anda.

3 Langkah

Ada tiga langkah dalam proses the Law of Attraction ini. Ketiga
langkah tersebut mencakup keberanian meminta (ask), keyakinan akan
menerima (believe), dan kemampuan dan perasaan telah menerima
(receive). Kalau dicermati prosesnya kembali, maka dikatakan, segala
sesuatu dimulai dari keinginan dan kemauan kita untuk meminta dan
mengharapkan hal yang positif terjadi dalam hidup kita.

Seperti dikatakan Jack Canfield dalam bukunya The Aladdin
Factor, "Jika kamu tidak pernah meminta, maka kamu tidak akan pernah
menerimanya". Setelah meminta, maka dibutuhkan keyakinan bahwa kita
bisa menerimanya.

Banyak orang meminta sesuatu, tetapi kemudian menjadi ragu-ragu
sehingga apa yang ada tidak betul-betul termanifestasikan. Tanpa
sadar terjadi energi 'penolakan' akibat keragu-raguannya.

Langkah terakhir adalah kemampuan kita untuk menerima atau, kalaupun
belum terasakan sekarang, tetapi merasa telah mulai dalam proses
menerima apa yang diharapkan. Masalahnya, banyak orang tidak sabar
dan berhenti saat apa yang diharapkan tidak langsung terjadi. Otak
membutuhkan penyesuaian dan alam semesta membutuhkan waktu
mewujudkannya, tetapi kita sendiri harus meyakininya.

Lagi pula, penting pula kita untuk mendoakan dan mengharapkan bantuan
tangan dan izin Tuhan sehingga apa yang kita pikirkan terwujud.
Sebab, bagaimanapun hukum ini kita imani berjalan sesuai dengan
kehendak-Nya. Karena itu, doa dan keyakinan atas berlakunya the law
of attraction ini tetaplah menjadi hal penting.

Akhirnya, the law of attraction ini mengingatkan kita satu hal
penting. Marilah kita selalu sadar dengan apa yang kita pikirkan. Hal
ini akan menjadi sebuah medan magnet yang luar biasa.

Bayangkan, melalui pikiran itulah kita sedang membuat lukisan
kehidupan kita sendiri. Kesimpulannya, kita, adalah apa yang kita
bayangkan setiap hari.

Sumber: Jadilah Magnet Atas Suksesmu oleh Anthony Dio Martin,
Director HR Excellency

__._,_.___

Selasa, 29 April 2008

Murid Si Pematung

"Diao ke jia de tu di"

Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pematung
yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus,
indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan
dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan
hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya
si seniman itu.

Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk
menjadi muridnya. Karena niat dan semangat si pemuda, dia
diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diijinkan untuk
tinggal di rumah paman si pematung.

Sejak hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan
bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari
tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda
yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya.

Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab,
menurutnya, hasil patungnya belum bisa menyamai keindahan patung
gurunya. Dia pun kemudian menganalisa dengan seksama, lantas
memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya. Dia
berpikir, rahasia kehebatan sang guru pasti di alat-alat yang
dipergunakan.

"Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk
mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat
yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan
Guru." "Silakan pakai, kamu tahu di mana alat-alat itu berada kan?
Ambil saja dan pakailah," jawab sang guru sambil tersenyum.

Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya
dan berkata, "Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun
sesuai petunjuk Guru, memakai alat-alat yang biasa dipakai Guru.
Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?"

"Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama
puluhan tahun. Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan
tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan
segenap hati dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali
kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti mematung
hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang
kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni
dan semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan
begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang
baik."

"Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru
bersabar mengajari saya."

Pembaca yang berbahagia,
Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan
talenta semata. Kita butuh proses belajar dan ketekunan berlatih
bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apa pun,
hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangan-tangan
terampil dan terlatih yang menggerakkannya.

"fu chu dai jia

Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang
gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apa pun bidang yang kita
geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan waktu,
fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai
kesuksesan yang membanggakan!!!

Salam sukses luar biasa!!!

Sumber: Murid Si Pematung oleh Andrie Wongso