Selasa, 29 April 2008

Murid Si Pematung

"Diao ke jia de tu di"

Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pematung
yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus,
indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan
dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan
hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya
si seniman itu.

Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk
menjadi muridnya. Karena niat dan semangat si pemuda, dia
diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diijinkan untuk
tinggal di rumah paman si pematung.

Sejak hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan
bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari
tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda
yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya.

Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab,
menurutnya, hasil patungnya belum bisa menyamai keindahan patung
gurunya. Dia pun kemudian menganalisa dengan seksama, lantas
memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya. Dia
berpikir, rahasia kehebatan sang guru pasti di alat-alat yang
dipergunakan.

"Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk
mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat
yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan
Guru." "Silakan pakai, kamu tahu di mana alat-alat itu berada kan?
Ambil saja dan pakailah," jawab sang guru sambil tersenyum.

Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya
dan berkata, "Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun
sesuai petunjuk Guru, memakai alat-alat yang biasa dipakai Guru.
Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?"

"Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama
puluhan tahun. Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan
tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan
segenap hati dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali
kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti mematung
hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang
kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni
dan semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan
begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang
baik."

"Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru
bersabar mengajari saya."

Pembaca yang berbahagia,
Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan
talenta semata. Kita butuh proses belajar dan ketekunan berlatih
bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apa pun,
hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangan-tangan
terampil dan terlatih yang menggerakkannya.

"fu chu dai jia

Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang
gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apa pun bidang yang kita
geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan waktu,
fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai
kesuksesan yang membanggakan!!!

Salam sukses luar biasa!!!

Sumber: Murid Si Pematung oleh Andrie Wongso

Kamis, 24 April 2008

Perjalanan Membeli Tempe Ke Hongkong (Cara Membuat Tempe Dipatenkan)

Beberapa hari berkeliling di kota Guangzhou China saya menyempatkan diri mencicipi kuliner masakan khas restoran Indonesia yang bernama Pandan Indonesian Cuisine, yang berlokasi di Huan Shi Dong Lu Guangzhou, dan tiba di kota Humen Dongguan saya juga menyempatkan diri mencicipi masakan muslim ala China.

Pagi itu saya bersiap-siap menuju kota Shenzhen, sebuah kota perbatasan sebagai pintu gerbang memasuki Hongkong, perjalanan dari kota Shenzhen menuju Hongkong sangat mengasyikkan, belum banyak perubahan, suasananya masih sama seperti satu tahun lalu ketika saya berkunjung ke kota Shenzhen dan Hongkong.

Seperti biasanya sampai di Hongkong, saya menuju kota Causeway Bay, dan menginap di tempatnya koh A Hwie di Paterson Biulding, koh A Hwie adalah orang Malang yang sekarang sudah menetap di Hongkong dan mempunyai bendera bisnis adalah Starline Travel & Trading Co. Pagi harinya saya menyempatkan diri sarapan di restoran Indonesia, siangnya menyempatkan diri makan siang di restoran Indonesia khas Malang dan malam harinya menyempatkan diri tongkrongan di taman Victory, setahu saya Jacky Chan lahir dekat daerah Victory.

Perjalan keliling kota-kota di Hongkong seperti Causeway Bay, Admiralty, Central dan Mongkok bertujuan melihat langsung perkembangan trend fashion di Hongkong dan memang sungguh luar biasa melihat perkembangan trend fashion di Hongkong.

Setelah keliling-keliling tibalah saatnya saya berkunjung ke beberapa supermarket yang menjual khusus produk-produk Indonesia, diantaranya adalah Supermarket Wong Indonesia dan Indo Market. Dan yang sangat saya kangeni adalah tempe, dalam kesempatan tersebut saya memborong 5 pcs tempe sekaligus untuk saya bawa ke China, mengingat di tempat tinggal saya belum ada tempe, pendatang di tempat saya tinggal sangat sedikit sekali. Berbeda dengan Hongkong yang banyak terdapat TKW dari Indonesia, sehingga kebutuhan-kebutuhan produk dan masakan Indonesia masih tersedia.

Dalam kesempatan ini saya ingin menceritakan sejarah tempe yang pernah dimuat oleh Tablid Senior, sejarah kehadiran tempe diperkirakan lahir pada abad ke-19. Sebagaimana tertulis dalam Serat Centini yang terbit pada tahun 1815 di Keraton Solo, orang Jawa sudah memiliki budaya makan tempe. Dalam Encyclopedia van Nederlandsch Indie (1992), tempe dilukiskan sebagai kue dan merupakan makanan bersifat kerakyatan (volk's voedsel).

Setapak demi setapak popularitas tempe berkembang cukup pesat sampai ke luar negeri, kawula muda dan masyarakat kampus universitas di Amerika Serikat dan Eropa mulai menikmati tempe. Jangan kaget kalau anda menemukan tempe di supermarket di Paris. Sementara itu masyarakat Jepang, Malaysia dan Singapura mengkonsumsi tempe sebagai makanan diet.

Pengembangan tempe dapat bagi menjadi 3 generasi, yaitu :
1. Generasi 1, bentuk tempe dan rasa tempe masih tetap dan segar.
2. Generasi 2, tempe sudah diolah sehingga bentuknya berubah, namun rasanya tetap.
3. Generasi 3, tempe diproses lebih canggih dalam industri farmasi dengan mengisolasi senyawa-senyawa bioaktif yang ada, seperti ; isoflavonoid, superoksida desmutase dan asam amino.

Saat ini perkembangan tempe di Jepang dan Jerman sudah masuk generasi 2 dan 3, jika bangsa Indonesia tidak berbuat lebih serius, maka kita sekedar menjadi penonton, mereka yang diluar sanalah yang akan meraih keuntungan, mulai dari margin keuntungan industri sampai royalti paten. Padahal tempe adalah makanan asli Indonesia, lantas selalu begitukah nasib produk bangsa kita ?.

Beberapa khasiat tempe adalah sebagai berikut :
1. Menghambat proses penuaan.
2. Mencegah penyakit kanker.
3. Mencegah penyakit jantung koroner.
4. Menurunkan kolesterol.
5. Mencegah penyakit anemia.
6. Mencegah diare pada anak.
7. Melancarkan program diet.

(Sumber tulisan tempe : Buku Gaya Hidup Awet Muda, dari tempe sampai terapi doa, Team Redaksi Tabloid Senior).

Salam dari China,
Sang Pencinta Tempe,

Adib M
www.adibchen.com

(Inner Beauty)

Pesona Kecantikan Batin wanita muslimah


 

Malu karena Allah adalah perona pipinya…..

Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..

Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……

Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……

Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….

Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……

Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….

Pendengaran yang ma'ruf adalah anting muslimah…..

Gelangnya adalah tawadhu…..

Kalungnya adalah kesucian …….


Membaca sebait puisi yang tertulis di dalam buku Kotak kecantikan Ajaib yang ditulis oleh Ninih Muthmainnah atau yang biasa disebut teh ninih membuat saya berfikir bahwa mungkinkah bisa menjadi seperti apa yang beliau uraikan tersebut. Buku yang menjelaskan tentang lika-liku seorang muslimah, bagaimana pentingnya mengutamakan kecantikan batin dari pada hanya memperhatikan kecantikan fisik semata. Yahh..wanita dengan segala keindahanya..karena memang seperti itulah Allah menciptakan makhluk yang bernama wanita. Namun terkadang…kecantikan itu yang bisa membuat wanita menjadi penghuni neraka terbanyak dibandingkan laki-laki.Siapa sih yang tidak ingin disebut cantik? Semua wanita pasti menginginkannya. Berbagai macam cara dilakukan agar bisa terlihat cantik. Bahkan yang sebenernya tidak terlalu cantik, bisa mendadak jadi cantik kalau dia makeover tubuhnya disalon dan berdandan dengan pakaian yang modis. Halah…kayaknya butuh ekstra banyak doku deh kalau mau terus ngikutin hawa nafsu biar tetep di bilang cantik.


 

"eh…aku dah cantik blum"

"kira-kira…pantes gak ya aku dandan kaya gini"

"pakaian sama dandanan apaan sih yang lagi ngetrend saat ini, mau dunk di

makeover kaya majalah itu"

"kira-kira si dia suka gak ya, tampilan cewek modis"


 

Bla…bla…bla….banyak deh rumpian yang sering kita denger kalo segenk wanita sudah ngomongin masalah penampilan atau kecantikan fisik. Memang cantik fisik itu penting juga, dan tidak bisa dianggap remeh. Tapi, apakah hanya sekedar cantik parasnya, mata yang indah, suara merdu? Tentu saja tidak. Kecantikan luar itu tidak akan bermakna tanpa ada kecantikan yang datang dari dalam. Waduuhh…apa lagi nih? Kecantikan batin atau bahasa kerenya Inner Beauty.


 

Terkadang kita pernah melihat atau berbicara dengan seseorang yang sebenarnya dari penampilan fisiknya biasa-biasa saja, tapi ada aura yang terpancar dari dirinya yang membuat kita merasa tertarik padanya. Nah! Pesona inilah yang disebut dengan Inner Beauty. Menurut buku yang saya baca ini, Inner Beauty adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat memancarkan keindahan, karisma seseorang. Tetapi pengaruhnya dapat dirasakan oleh orang lain yang berada disekitarnya dan juga memiliki ketaqwaan kepada Allah. Wanita yang senantiasa memelihara ketaqwaan akan dapat mengalahkan kecantikan yang hanya dimiliki lahiriah saja.


 

Ciri wanita bertaqwa adalah mencintai Allah dan Rasulnya. menutup auratnya, melakukan ibadah-ibadah sunnah, berdzikir kepada Allah, bergaul dengan orang-orang shaleh, merasa diawasi oleh Allah, mengendalikan hawa nafsu.

sudah jelas mengenai inner beauty? Sekarang bagaimana caranya supaya memiliki inner beauty tersebut.Seorang muslimah, dapat memancarkan aura keanggunan fisiknya dari kepribadianya sehingga dapat tampil mempesona. Agar aura kecantikan bisa terpancar, maka diperlukan adanya keseimbangan antara kecantikan fisik dan juga kecantikan batinnya.

Bagaimana bisa menampilkan inner beauty? Kunci utamanya adalah harus tampil percaya diri atau PeDe, berfikiran positif, dan tidak menyesali keadaan. Mampu mengendalikan stress.dan tetap semangat dalam menghadapi segala cobaan. Manajemen hati juga penting lho! Supaya bisa terhindar dari rasa benci, dengki, iri, mencoba untuk menghargai orang lain, gaya hidup yang sehat serta pola makan yang tepat. wah berat juga yaa…tapi mulai dicoba tidak ada salahnya kan?


 

Lantas, bagaimana caranya mengasah inner beauty tersebut?


 

Pertama, berfikiran positif. Berfikir positif pada diri sendiri dan juga pada orang lain. Muslimah yang berfikiran positif diyakini dapat membuat wajah lebih bersinar karena yang ada di dalam hati dan pikiran terpancar melalui wajah dan mata. Jangan menyesali kekurangan diri, lebih baik berfikir bahwa manusia memiliki kekurangan dan juga kelebihan.

Kedua, rasa Syukur. Rasa syukur juga membuat kita terhindar dari penyakit hati. Bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan karena pada dasarnya Allah sudah menciptakan fisik kita sedemikian sempurnanya. Rasa syukur akan membuat batin terasa lebih tentram. Biasakan juga untuk mengulurkan bantuan dengan ikhlas bagi orang yang membutuhkan.

Ketiga, mengasah kemampuan intelektual. Dengan wawasan serta pengetahuan yang luas akan membuat wanita muslimah memiliki nilai tambah tersendiri. Keempat, hal yang tidak kalah pentingnya adalah SENYUM (^_^). Karena senyum yang tulus dapat meluluhkan ketegangan jiwa dan membuat wajah lebih bersinar. Hiks! Senyumnya asal jangan disalah artikan saja yaa…..


 

Ciri-ciri wanita muslimah yang memiliki kecantikan inner beauty itu, mereka yang mampu bertoleransi dan berinteraksi dengan sesama, mempunyai rasa sayang terhadap siapapun, dan rendah hati serta kuat iman.

Heemmm…kira-kira…sudah ada blum yaa di diri ini ciri-ciri tersebut? Yah kalau kepingin punya ciri-ciri tersebut. Tidak ada salahnya kan mencoba mengikuti saran teh ninih?


 

Posted by. retnoarum | www.ukimedia.wordpress.com

Fokus Pada Tujuan Yang Pasti

Pada usianya yang ke-34, Florence Chadwick memiliki tujuanuntuk menjadi wanita pertama yang erhasil berenang dari Pulau Catalina menujupesisir California. Jutaan Orang menyaksikan usahanya tersebut melalui pesawat televise pada tanggal 4 Juli 1952. Florence terlihat berjuang di hamparan lautan yang kelihatannya seperti padang es yang tak bertepi dan yang dikelilingi kabut yang sangat tebal. Begitu tebalnya kabut itu sehingga bahkan ia tidak dapat melihat perahu yang mengawalnya. Ibu dan pelatihnya berada dalam perahu itu sambil terus memberian dorongan dengan berteriak: "Ayo, sedikit lagi sudah hamper sampai

!" Florence terus berjuang untuk melawan air laut yang dinginnya menembus kulit sambil menghindari ikan-ikan hiu yang berenang kearahnya. Ikan-ikan hiu itu hanya dapat diusir melalui tembakan senapan. Hampir 16 jam lamanya Florence berenang tampa henti, hingga suatu saat… ketika jarak yang ditempuhnya tinggal kira-kira 800 meter lagi,Florence menyerah dan minta untuk ditarik ke perahu. Badannya menggigil sampai beberapa saat kemudian ia baru dapat memberikan jawabannya kepada seorang reporter yang menanyakan alasannya berhenti: "Begini, saya tidak mencoba membela diri tetapi seandainya saja saya dapat melihat daratan, mungkin saya akan berhasil". Yang membuat Florence berhenti bukanlah air laut yang dingin yang menusuk kulit atau kelelahan, melainkan kabut yang menghalanginya untuk melihat tujuannya.

Tetapi, Florence tidak enyerah begitu saja. Dua bulan kemudian ia mencobanya sekali lagi. Kabut di sekelilinginya sama tebalnya seperti dua bulan yang lalu, namun kali ini ia berenang dengan penuh keyakinan sambil membayangkan dengan jelas tujuan yang pasti yang akan dicapainya. Ia tidak bisa melihat dengan matanya, tetapi ia bisa melihat dengan pikirannnya. Dengan pasti ia menggambar dengan pikirannya bahwa dibalik kabut itu pasti ada daratan dan … kali ini ia berhasil! Sekarang Florence Chadwick telah menjadi wanita pertama uyang berhasil menyeberangi selat Catalina melampaui rekor yang telah dibuat oleh seorang perenang pria dengan selisih waktu dua jam. Dan menjai wanita pertama yang berhasil berenang menyeberangi Selat Inggris bolak-balik.

Pesan :

Dalam hidup kita, setiap orang pasti punya tujuan hidup yang harus dicapai. Tetapi sering kali kita berhenti atau menyerah pada ringtangan-rintangan/ kabut yang membuat kita tidak focus atau tidak bisa melihat lagi dengan jelas tujuan kita yang pasti. Sering kali pada saat kita menyerah, pada saat kita berhenti mengejar tujuan kita.. sebenarnya itu sudah sangat dekat dangan kesuksesan – tujuan kita. Oleh sebab itu, kita harus buat komitmen untuk tetap focus pada tujuan yang pasti, tidak menyerah pada rintangan di depan, miliki keyakinan yang kuat bahwa sukses pasti kita raih, berjuanglah terus maka Anda pasti menjadi pemenangnya.

"Jangan pernah memalingkan mata Anda sedetikpun dari garis finish" -Rudy Lim
Salam Sukses, Sehat, Kaya & Bahagia...

Rudy Lim

www.rudylim.com

http://groups.yahoo.com/group/Youngs-Enterprise

Rabu, 09 April 2008

Kembangkan Diri Anda, Jika Tidak Matilah!

Oleh: Tim dakwatuna.com


 

dakwatuna.com - Tanmiyah (perkembangan) asal katanya dari namaa yang bermakna terus bertambah banyak dan makna lainnya adalah tumbuh secara fisik bak tumbuh-tumbuhan dan jasad manusia. Akan tetapi istilah tanmiyah ini biasa digunakan pada bidang ekonomi dan perindustrian di masa kiwari. Dan orang selalu melekatkan pengembangan ini dengan pengertian ke arah industri dan perekonomian. Dalam ungkapan masyarakat modern saat kini istilah tanmiyah sering disebut dengan `pertumbuhan bidang pertanian, ekonomi, industri dan perbankan'.

Ajaran Islam memandang bahwa pengertian tanmiyah mencakup semua bidang garapan kehidupan. Karena kehidupan ini menurut ajaran Islam senantiasa berkembang secara sempurna, bertahap dan seimbang. Bahkan sudah menjadi kemestian di alam semesta ini (hatmiyatul alamiyah). Sebab itu jika tidak ada perkembangan dalam hidup ini maka hidup ini dinilai stagnan, mundur dan terbelakang dan hal kemudian dapat menyebabkan cepat binasa. Karena itu Syaikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid dalam Ar Raqaiq menyatakan bahwa `bila tidak ada jalan tanmiyah maka yang ada hanyalah jalan menuju kejumudan'.

Dalam pandangan Islam, At Tanmiyah merupakan pemahaman yang universal dan sempurna. Dan kedudukan tanmiyah ini sebagai pembangun motivator untuk merealisasikan keuniversalan ajaran-Nya. Sebagaimana dalam arahan Rasulullah saw. tentang dinamika waktu. Beliau menyatakan, "Siapa yang hari esok dan hari ini sama dengan hari kemarin sungguh ia telah merugi." Arahan itu semakin memperbesar voltase motivasi pengembangan hingga tidak lagi memperhitungkan efektivitas waktu sebagaimana juga dalam sabda Rasulullah saw., "Jika esok hari kiamat datang sedang di tangan seseorang ada sebuah bibit, maka tanamlah."

Dalam riwayat lainnya, Umar Ibnul Khaththab r.a. memarahi seseorang yang masih berada di dalam masjid sementara yang lainnya sudah pergi ke tempat pekerjaannya masing-masing. Umar amat murka kepadanya dan menghadiknya, "Berdirilah kamu! Agama ini tidak akan mati oleh orang sepertimu, dan semoga Allah mematikanmu." Kemarahan Umar ini lantaran orang tersebut stagnan dalam menjalani hidupnya. Bagai tak memiliki kemauan menyambut hidup. Tidak ada indikasi dinamika perkembangan hidup yang dijalaninya. Apalagi agama ini tidak hanya diselesaikan dengan memutar-mutar tasbih di atas sajadah saja. Melainkan perlu juga keluar untuk menyaksikan fenomena alam dengan segala karunia-Nya.

Tanmiyah dalam ajaran Islam mempunyai hubungan yang mutlak antara kemurnian ajaran ini dengan perkembangan jagat raya. Artinya bahwa perkembangan yang terjadi di alam semsta ini merupakan bukti keautentikan ajaran Islam yang dapat dipahami sebagaimana perjalanan zaman. Bukan pemahaman yang menyatakan bahwa perkembangan alam ini yang terus terjadi menjadikan ajaran ini perlu diaktualisasi agar dapat menjawab perkembangan zaman. Jelas pandangan ini amat keliru dan salah dalam menempatkan Islam sebagai ajaran samawi.

Seorang pujangga mengingatkan: Zaman yang tak pernah henti berlari Alam bergerak tak kenal lelah Angin selalu menyapa bersama desiran kencangnya Itu karna aturan Sang Perkasa Nan Kuasa Mengatur dengan rapi dan elok Tuk hidup sejahtera bagi alam raya


 

Aspek Tanmiyah Dalam Pandangan Tarbiyah Islamiyah

Tarbiyah sebuah upaya untuk mencapai pembentukan pribadi yang siap memikul tugas dakwah sesuai dengan tuntutan zaman. Sehingga senantiasa memproduk tokoh-tokoh masa terus menerus. Bagai pohon yang selalu panen tak kenal musim. Untuk itu tak bisa dihendari bahwa tarbiyah ini harus menghantarkan ke arah tanmiyah sesuai dengan dinamikanya. Al Ustadz Fathi Yakan dalam Nahwa As Shahwah Al Islamiyah Fi Mustawa Al Ashr memandang bahwa tanmiyah (perkembangan) dalam pandangan Tarbiyah Islamiyah harus mencakup beberapa aspek untuk memenuhi unsur tuntutan zaman, yakni:


 

1. Pengokohan Keimanan

Perkembangan yang mesti dimiliki orang yang beriman adalah pengokohan keimanan. Dan iman ini harus selalu tumbuh berkembang. Keimanan bagi orang mukmin mesti dalam grafik yang meningkat. Tidak boleh ada celah statis. Sehingga mereka berupaya agar dinamika iman ini terus berkembang. Tentu dengan memberikan komsumsinya yang selalu meningkat taraf kualitas dan kuantitasnya. Agar tidak ada kegagalan dalam keimanan. Sebab setiap ada kegagalan dalam menumbuhkan keimanan akan berdampak negatif dalam kehidupan, perilaku manusia, masyarakat dan keseluruhan dinamika umat.

Rasulullah saw. mengingatkan bahwa tidak akan mencuri, orang yang beriman, tidak akan berzina, orang yang beriman dan tidak akan berdusta, orang yang beriman. Tampaknya beliau memberikan format jelas kepada kita bahwa kegagalan tanmiyah bagi keimanan bisa berakibat buruk dan tidak akan terjadi keburukan selama keimanan ini berdiri tegar. Dikisahkan dalam sebuah riwayat bahwa tamu dari Yaman terheran-heran menyaksikan kondisi Madinah yang lenggang saat shalat tiba. Penduduk Madinah meninggalkan begitu saja perniagaan, ladang perkebunan, dan rumah mereka. Tamu tersebut bertanya, "Apakah aman negeri ini sehingga mereka tinggalkan saja hartanya tanpa takut diambil orang?"

Begitulah ketika keimanan ini semakin kokoh. Siapa pun mereka tak akan merasa cemas bila keimanan tersebut masih berdiri kuat. Tapi sebaliknya kecemasan dan ketakutan menjadi pakaian mereka saat keimanan itu tidak lagi bersemayam di hati mereka. "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat". (An-Nahl: 112)

Oleh karena itu Allah swt. mengingatkan kita semua agar selalu meningkatkan stamina keimanan dengan memperhatikan aspek tumbuh kembangnya melalui kiat-kiat yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka." (Al-Anfaal: 2 - 3)


 

2. Perkembangan Ilmiah

Islam sangat memperhatikan perkembangan ilmiah. Semakin bergulirnya zaman semakin tumbuh kembangnya dinamika keilmuan. Ini selaras dengan kebutuhan yang dharuri dari hidup manusia. Bila kita cermati guliran waktu dapat kita temukan perkembangan ilmu. Saat ajaran Islam mulai merambah ke pelosok jazirah maka dengan itu berkembang pula dinamika ilmu. Demikian pula saat Islam menginjakkan kakinya di belahan dunia maka semakin pesat pula tumbuh kembangnya ilmu ini. Jadi semakin komplek masalah yang dihadapi manusia semakin berpeluang untuk berkembangnya. Yang pada masa dahulunya tidak ditemukan penyibakan misteri alam raya. Bila upaya penemuan problematika kehidupan makin memperlebar ruang berkembangnya ilmu.

Karena ilmu dalam prespektif Islam merupakan alat bantu kehidupan manusia. Dan yang lebih penting lagi adalah pintu paling luas untuk menuju keimanan dan mengetahui aturan-aturan Allah swt. Dan dengan ilmu pula dapat memikirkan penciptaan langit dan bumi sesuai dengankadar yang telah ditetapkan hingga mendekatkan dirinya pada Sang Maha Pencipta. Kondisi semacam itu bisa tercapai manakala perkembanganilmiah ini semakin memperkuat nash-nash yang menjadi pijakan. Yang pada akhirnya menghantarkan keimanan dan ketakwaan pada Allah swt.

Islam menuntut umatnya untuk senantiasa memperbaharui ilmu dengan mencari dan mencari, meski ke tempat yang jauh. Sebagai bukti keperluan yang asasiyat dalam mengarungi hidup umat manusia. Imam Malik r.a. mengingatkan murid-muridnya dengan kata-katanya: `Al Ilmu yu'ta wa laa ya'ti, ilmu itu didatangi bukan mendatangi'. Ilmu merupakan hajat bagi perkembangan manusia dalam menaklukan alam semesta. Yang sebabnya alam ini tertundukkan untuk kemashlahatannya. Dengan ilmu kemudahan dan kelancaran hidup ini dapat diraih. Sehingga Rasulullah saw. menyamakan orang yang menuntut ilmu dengan mereka yang sedang berjuang. Bahkan selama perjalanannya untuk meraih ilmu pun dianggap sebagai perjalanan dalam perjuangan.

Oleh karena itu Allah swt. membedakan orang yang berilmu dengan mereka yang tidak berilmu. Pembedaan tersebut adalah hal yang wajar. Sebab ilmu yang dimiliki seseorang atau sebuah komunitas dapat meningkatkan harkat dan martabatnya. Seperti firman Allah swt. "(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (Az-Zumar: 9).


 

3. Peningkatan Ibadah

Perhatian Islam pada aspek ibadah yang dilakukan seorang mukmin juga amat besar. Ibadah yang dilakukan seorang mukmin harus meningkat secara kualitas dan kuantitas. Maka dengan itu orang yang beriman akan selalu berghairah dalam hidup dan bergeliat untuk menjalaninya. Kualitas dan kuantitas ibadah seorang mukmin sangat mempengaruhi kondisi jiwanya. Ketenangan dan kenyamanan hidup adalah buah yang selalu dipetik orang beriman lantaran ibadahnya. Dan yang lebih diutamakan dari p eningkatan ibadahnya adalah pengaruh nilai hidup yang mereka dijalani dengan istiqamah dan loyal pada ajaran Allah swt. Yang karenanya Islam meyerukan agar mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadahnya.

Ibadah yang telah ditetapkan dengan masing-masing aturan tentu mempunyai fungsinya masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ibadah wajib mempunyai fungsinya yang tak dapat digantikan dengan ibadah sunnah. Begitu pula dari ibadah sunnah yang beragam tidak dapat digantikan dengan yang lainnya. Karenanya orang beriman bersegera untuk selalu menunaikan ibadah dengan peningkatan kualitas dan kuantitasnya. "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami". (Al-Anbiyaa': 90)

Generasi para sahabat yang semoga Allah swt. memuliakan mereka dan meridhainya telah memberikan keteladanan dalam bersegera melakukan ibadah serta meningkatkan kualitasdan kuantitas ibadahnya. Lebih-lebih pada momen yang amat berharga semisal Rajab, Sya'ban, Ramadhan, dan Dzulhijjah. Mereka ingin mengukir kehidupannya dengan amal unggulan yang dapat menghantarkan dirinya meraih syura dan ridha-Nya. Sebab momen mahal itu mempunyai nilai istimewa dalam pandangan Allah swt.

Tidak mengherankan bila dikalangan para sahabat terjadi kompetitif dalam ibadah setiap harinya. Dalam pikiran mereka, jika dia dapat menunaikan sekian kali di hari ini maka besok saya harus lebih baik darinya. Bila hari ini dia menempati peringkat pertama dalam ibadah ini maka besok saya akan menduduki peringkat tersebut. Sebagaimana Umar ibnul Khaththab r.a. ingin mengalahkan kemampuan berinfaqnya Abu Bakar As Shiddiq r.a. Namun ternyata pada esok harinya Abu Bakar melebih target yang dicanangkan Umar.


 

4. Peningkatan Akhlak

Akhlak merupakan identitas keimanan dan menjadi simbol dari keyakinan jiwa. Sebab akhlak adalah tampilan luar dari iman. Apa yang dilakukan oleh anggota badan ini menjadi sinyal dari keimanan yang bersemayam di lubuk yang dalam. Itu pula yang dianggap bahwa semakin sempurna keimanannya semakin baik pula tampilan akhlaknya. Seperti sabda Rasulullah saw., "Sesungguhnya kesempurnaan iman seorang mukmin maka semakin baik akhlaknya."

Begitu besarnya korelasi iman dan akhlak sehingga akhlak mendapatkan tempat tersendiri dalam ajaran Islam sebagai misi dakwah ini. Ini pun berkaitan dengan perkembangan waktu. Bila kita perhatikan perjalanan dakwah Islam memperjelas pernyataan tersebut. Pada awal dakwah perbuatan yang acap dilakukan masyarakat luas belum disentuh. Namun ketika dakwah ini mulai menguat segala perbuatan negatif yang dilakukan orang-orang itu dipersempit ruang geraknya meskipun perbuatan itu budaya dan tradisi mereka. Yang akhirnya mereka meninggalkannya tanpa harus dikekang. Said ibnul Musayyab Rahimahullah mengajarkan muridnya akan penempaan akhlak pada keluarga secara bertahap. Dan tahapan yang bakal dilalui diberikan bobot yang lebih dari waktu ke waktu. Seperti nasihat Ustadz Nashih Ulwan dalam Tarbiyatul Awlad, agar pembobotan nilai dan norma yang diberikan kepada anak manusia semakin meningkat. Agar kualitas mereka dengan perilaku yang nampak semakin memberikan arti integritas bagi dirinya. Sehingga peningkatan dan pemuliaan akhlak yang dilakukan umat ini bisa mengokohkan eksistensi umat ini. Sebab hubungan antara akhlak umat dan eksistensinya juga amat erat. Seperti Allah swt. mengakui keberadaan dakwah ini melalui akhlak pengembannya. "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung". (Al-Qalam: 4)


 

5. Kegiatan Masyarakat

Kepedulian Islam terhadap aktivitas masyarakat sangat besar. Dari level yang tinggi hingga pada level yang rendah. Dari yang bisa dijangkau oleh akal maupun yang tidak. Doktrin yang dibangun pada jiwa umatnya ialah manusia yang paling baik adalah mereka yang bermanfaat pada banyak orang. Sehingga keberadaan antara satu dengan lainnya saling berhubungan. Malah saling mempengaruhi dan membutuhkan serta saling melengkapi. Yang menjadikan kehidupan umat manusia ini bagaikan satu bangunan kokoh yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Semua komponen masyarakat ini hidup untuk kepentingan bersama. Bentuk kebutuhan akan kesertaan yang lain dalam dinamika aktivitas masyarakat adalah saling tolong menolong sesama mereka.

Tolong menolong adalah karakter hidup umat manusia ini. Akan keringlah jiwa manusia kala ia hidup tanpa kesertaan yang lainnya. Dan sangat tidak mungkin manusia menghindari kesertaan yang lain dalam menjalani hidupnya. Diminta atau tidak keberadaan yang lain amat membantu menyelesaikan tugas hidup. Karenanya sosialisasi dalam hidup ini menjadi prinsipil. Kondisi bersosialisasi ini menjadi amat penting bagi jiwa manusia baik di kala sulit maupun mudah, di saat lapang maupun sempit. Orang bijak menyatakan apalah guna memiliki semua fasilitas hidup namun tidak ditemani seorang pun kawan.

"Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat". (Al-Hujuraat: 10)

Perkembangan dalam aktivitas masyarakat ini sangat cepat. Sedikit terlewatkan kesempatan maka banyak yang membuat kita terputus informasi dan hubungan. Ini sebagai tanda dinamisnya kondisi masyrakat kita. Seorang teman berujar, sepekan saja kita tidak bermasyarakat maka kita perlu waktu yang cukup untuk bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Bila tidak kita bagaikan orang bisu yang tak mampu berkata-kata. Karenanya Rasulullah saw. memotivasi umatnya agar berani dan punya kemauan untuk berinteraksi dengan masyrakat. `Orang mukmin yang bergaul dengan masyrakat lebih baik dri pada mukmin yang tidak mau bergaul asalkan dia bersabar'. (HR. Muslim)


 

6. Perluasan Dakwah

Islam menjadikan setiap orang sebagai pemimpin dan bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan umat ini. Sehingga terwujudnya masyarakat yang nyaman dalam menjalani hidup. Dan hal ini amat dipengaruhi oleh tegaknya dakwah dengan amar ma'ruf nahi mungkar. Saling menasehati atas kebenaran dan kesabaran. Dengan demikian kondisi yang rusak, amoral dan kefasikan akan lenyap.

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung." (Ali `Imran: 104)

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (Fushshilat: 33)

Untuk merealisasikan cita-cita umat ini menegakan dakwah juga diperlukan perluasan seiring perkembangan yang terjadi. Apalagi kefasikan dan kemungkaran juga mengalami perkembangan. Perkembangan dakwah ini dalam artian yang luas. Yakni perkembangan segmentasi, bentuk dan metodelogi serta perkembangan media dan structural dakwah.Sehingga dakwah dapat bertahan dan mewariskan kemashlahatan bagigenerasi seterusnya.


 

7. Peningkatan Produktivitas

Produktivitas merupakan sebuah upaya melanggengkan diri. Dari produktivitas ini dapat memberikan faedah bagi diri dan orang lain. Karena itu Islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu bekerja dan memakan hasil jerih payahnya sendiri. Islam tidak menyetujui umatnya tidak bekerja alias nganggur. Juga tidak membenarkan tergantung pada orang lain, meminta-minta dan menyusahkan hidup orang lain.

Bekerja yang diajarkan Islam bekerja secara seimbang antara dunia dan akhirat. Agar dimensi hidup yang akan dijalani meraih kebaikan yang sesungguhnya. Sebab tidak sedikit orang yang mendapatkan kebahagian semu. Ia mendapatkan kelimpahan dunia namun miskin dan sesak jiwanya karena tidak ada upaya untuk akhiratnya. Dan bagi orang mukmin kerja dunia ini sangat mempengaruhi kondisi akhiratnya. "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (Al-Qashash: 77)

Ibrahim bin Adham memarahi muridnya yang mengambil sikap dari kondisi burung yang patah sayap dan kakinya dengan mengandalkan bantuan burung-burung lain. Namun beliau mengingatkan justru harusnya mengambil sikap dari burung-burung yang membantu itu. Ketika ia mencari karunia Tuhan namun ia tak pernah melupakan ada burung lain yang tak berdaya mencarinya sehingga perlu disisihkan untuknya.


 

8. Perkembangan Industri

Sesungguhnya kaedah mengambil semua sebab kekuatan yang dijelaskan dalam Al-Qur'an adalah kewajiban untuk mengambil semua unsur yang menguatkan perindustrian dalam semua bidang. Yang akan memberikan kebaikan kepada umat manusia dan bukan menghancurkannya atau merusaknya. Yang disebabkan salah penggunaannya. Atau produksi yang berlebihan yang menimbulkan menumpuknya limbah dan pencemaran lingkungan. Ini tentu sangat mengancam ekosistem hidup termasuk pada kehidupan umat manusia. Kehancuran alam raya karena tragedi pencemaran lingkungan.

"Sesungguhnya Kai telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hadiid: 25)

Ayat di atas menegaskan bahwa umat ini memerlukan perkembangan industri yang dinyatakan dengan kata `hadid' yang berarti besi. Ia adalah lambing industri pada masa yang lalu. Namun yang harus dicamkan adalah penggunaan besi tersebut untuk kemajuan dakwah dan kehidupan manusia. Tentu dengan maraknya perkembangan industri yang terjadi. Dengan semakin pesatnya perkembangan industri ternyata dapat membawa kemajuan sebuah peradaban. Seperti yang dialami Eropa pada masa kebangkitan industri, renaissance. Mereka bangsa Eropa berjaya di hadapan bangsa-bangsa yang lain setelah keterpurukannya.


 

9. Perkembangan Manajemen

Islam merupakan sistem kehidupan yang mengatur seluruh aspek hidup. Sistem merupakan dasar menuju kesuksesan yang berkualitas, hasil dari amal dan akhlak yang baik sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah saw., "Sesungguhnya Allah menyukai salah seorang dari kamu yang jika bekerja ia kerjakan secara itqan (professional)." Arahan itu untuk meningkatkan taraf kinerja kaum muslimin. Agar mereka berbuat tidak asal-asalan. Melainkan dikerjakan dengan pola yang bagus. Karena profesionalisme dalam perkembangan zaman ini memberikan kemudahan dan kesuksesan.

Masalah profesionalisme dari penataan manajemen yang baik dan teratur bermula dari penciptaan makhluk-makhluk Allah swt. Semua ciptaan-Nya tidak ada yang cacat cela. Ciptaan Allah swt. nampak indah, teratur dan tertata sesuai dengan ketentuan. Bila diamati dengan seksama memang tidak dapat ditemukan sesuatu yang cela atau dengan penilaian buruk. Melalui penciptaan ini ilmu manajemen semakin berkembang. Agar manusia dapat bercermin darinya untuk menyelesaikan beragam qadhiyahnya dan menyikapinya dengan benar. Sebut saja misalnya ilmu manajemen tentang teori 6 topi. Teori ini untuk melihat sesuatu dengan 6 sudut pandang sehingga kita dapat menemukan kebaikan darinya dan yang terpenting dapat menyikapinya. "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah". (Al-Mulk: 3-4)

Pengembangan dan pertumbuhan sebagaimana istilah tanmiyah ini untuk dapat diberdayakan bagi kemashlahatan umat ini (Al Istifadah). Disamping itu juga untuk memakmurkan alam raya ini sehingga tanmiyah itu betul-betul menyemarakkannya (At Ta'mir). Dan yang utama adalah pengembangan ini untuk memimpin dunia ini sehingga perjalanan yang sedang ditempuh dunia ini perjalanan menuju keselamatan dan kesejahteraan (Al Istikhlaf).

Tentu yang perlu ditimbang-timbang adalah tanmiyah ini dalam tarbiyah yang sedang kita jalan harus mengarah pada penegakkan dakwah sehingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini (Iqamatud Da'wah). Maka yang perlu diingat dai adalah bila tidak ada tanmiyah dalam diri Anda, maka yang akan Anda rasakan adalah kejumudan. Bersiaplah menyambutnya untuk segera mati dan binasa. Maukah?