Jumat, 29 Februari 2008

Berpikir Positif Dalam Melayani

Berpikir positif! Berpikir positif! Kalimat itu sering sekali didengar di kantor. Berulang-ulang. Apa pun yang terjadi, selalu berpikir positif! Apalagi atasan Neni. Beliau paling suka mengucapkan kalimat tersebut. Neni sih senang-senang saja mendengar kalimat tersebut. Betul juga sih. Manusia harus selalu berpikir positif. Kalau berpikir negatif terus, bisa-bisa wajah jadi kusut dan cepat tua.

Namun, tadi pagi, ada suatu peristiwa yang membuat Neni merasa tidak bisa lagi berpikir positif. Seorang pelanggan setia datang ke kantor. Beliau memang sering berkunjung. Sebagai petugas customer service, Neni menyambutnya, mempersilakan duduk dan menawarkan bantuan. Tidak seperti biasanya, pelanggan itu tidak bersikap santai dan gembira, tetapi dia datang dengan wajah kusut. Tanpa senyum lagi.

Neni tetap tenang. Setelah duduk, dia menawarkan minuman yang dijawab dengan gelengan kepala. Lalu tiba-tiba dia marah-marah. Neni sendiri masih bingung dan belum mengerti permasalahannya. Neni masih belum mengerti mengapa pelanggan ini marah-marah. Namun, dia tidak diberi kesempatan bertanya. Jangankan bertanya, mau mulai berbicara saja sudah langsung dipotong. Orang itu tidak berhenti marah-marah.

"Perusahaan macam apa ini? Tidak profesional!.Tahu ga mbak, saya tidak suka bekerja sama atau berhubungan dengan orang yang tidak profesional.Di kantor saya, semua bekerja secara profesional! Padahal karyawan saya 200 orang mbak. Namun, tidak ada yang mempemalukan perusahaan........."

Neni masih belum mengerti juga. Mungkin ekspresi wajah Neni tampak masih bingung dan tidak menanggapi sesuai harapan pelanggan tadi, maka orang itu semakin marah. Bahkan, kini mulai tampak menyerang Neni. "Kok bengong sih mbak?" Neni terkejut mendengar perkataan orang itu dan tidak bisa menjawab apa-apa. "Wah, pantas perusahaannya tidak
profesional. Karyawannya saja begini!", kata orang itu, lalu dia pergi.

Neni masih bengong sambil memandangi tamunya pergi. Perlahan-lahan mulailah emosinya muncul. Rasanya sakit hati sekali. Kurang ajar! Memangnya siapa sih dia??? Neni sangat kesal. Betul-betul sakit hati. Kasar amat ngomongnya. Neni sampai tidak tahan, lalu dia masuk ke dalam. Di depan gudang belakang dia menangis.

Kebetulan atasan Neni mendengar kejadian tersebut. Beliau langsung mencari Neni dan akhirnya menemukannya di depan gudang. Beliau mendekat dan berkata:" Dia bukan marah ke kamu."

Sambil menangis Neni menjawab: "Ke saya kok pak. Di sana tidak ada orang lain."
"Ya. Tapi dia bukan marah ke kamu."
"Jadi marah kepada siapa kalau bukan marah ke saya?" tanya Neni.
"Mungkin dia marah kepada dirinya sendiri, mungkin marah kepada perusahaan tempatnya bekerja, mungkin juga marah kepada atasannya, atau mungkin dia ada masalah pribadi yang kita tidak tahu. Sebenarnya dia patut dikasihani," kata atasannya.

Neni diam saja. Huh! Tapi kemudian Neni menurut ketika disuruh cuci muka dan memakai bedak lagi lalu kembali ke mejanya. Tentu saja Neni tidak bisa kerja lagi seperti biasa. Masih kesal. Padahal hari masih pagi, baru pukul 8.30.

Unek-unek
Saat itulah saya datang ke kantor Neni. Saya kenal baik dengan semua karyawan di sana karena saya rutin memberikan pelatihan di perusahaan tersebut. Melihat wajahnya yang tidak biasa, saya bertanya. Karena masih kesal maka Neni menceritakan semua unek-uneknya.

Saat itu saya teringat satu peristiwa yang pernah saya alami. Ketika anak saya baru berusia tiga tahun, seperti biasa kami pulang kampung naik pesawat. Dalam pesawat, saya dan anak saya mendapat tempat duduk dekat gang, bukan dekat jendela. Padahal anak saya suka sekali duduk dekat jendela. Maklumlah anak kecil. Tapi di dekat jendela telah duduk seorang bapak.

Karena anak saya merengek minta pindah, saya mencoba bertanya kepada bapak itu:"Selamat pagi pak. Maaf pak, apakah boleh tukar tempat duduk? Anak saya ingin duduk dekat jendela." Tapi bapak itu diam saja. Saya mengira dia tidak mendengar, maka saya ulangi lagi: "Pak, maaf. Apakah boleh bertukar tempat duduk?", dia masih diam saja.

Sebentar kemudian dia berkata dengan ketus dan singkat "Ga kelihatan apa-apa." Saya tersenyum sambil berkata: "Yah lumayan lah pak, bisa lihat awan. Atau kalau sedang lepas landas, kan bisa melihat keluar jendela."

Tiba-tiba dia membentak:"Tidak kelihatan apa-apa! Saya kan sering terbang."

Waktu itu saya juga terpancing sehingga saya berkata "Saya juga sering terbang." Lalu saya diam.

Kemudian saya minta pindah ke kursi di belakang yang kebetulan kosong sehingga anak saya bisa duduk dekat jendela. Lalu pramugarinya bertanya "Kenapa pindah bu?". Saya jawab "Saya malas di sebelah bapak itu."

Lalu pramugarinya bekata "Iya sih bu. Biasanya tidak ada orang yang mau duduk di sebelahnya. Namun, dia adalah pelanggan setia kami. Tiap minggu dia dua kali terbang ke Jakarta, dan selalu naik pesawat ini." Yang membuat saya kagum adalah sikap pramugari tadi kepada saya dan kepada bapak itu ternyata sama persis. Sama ramahnya.

Saya ceritakan kepada Neni, lalu saya tambahkan "Pramugari tadi tidak membiarkan perasaan dan pelayanannya dipengaruhi oleh sikap orang lain. Dia selalu berpikir positif." What about you?

Sumber: Berpikir Positif Dalam Melayani oleh Lisa Nuryanti, Managing
Director Expands Consulting

Belajar dari Kata-kata Mutiara


"Kata adalah senjata"
(Subcomandante Marcos, pejuang Zapatista Brazil)

Pekan lalu, seorang wartawan sebuah tabloid bisnis mewawancarai saya seputar perjalanan saya menjadi seorang penulis dan pembicara. Saya menceritakan kebiasaan saya di masa kecil. Saya punya hobi mengumpulkan kalimat serta kata-kata mutiara.

Pada masa itu, kalimat serta kata-kata mutiara itu sangat tidak mudah diperoleh sehingga harus mencari di perpustakaan. Mencari di koran maupun majalah yang penerbitannya tidak rutin. Tetapi, yang jelas, sejak kelas empat SD, saya senang mengumpulkan kalimat serta kata ajaib itu.

Saat duduk di kelas enam SD, penulis pujaan saya adalah Orison Swett Marden serta Dale Carnegie. Tulisan-tulisan mereka begitu menginspirasi. Salah satu kalimat dari Orison Swett Marden yang masih saya ingat adalah "Think big if you want to be BIG!" (Berpikirlah besar, jika kamu ingin menjadi orang besar!). Sampai-sampai, saya masih ingat ketika di kelas enam SD saya pernah mendapat nilai yang buruk di caturwulan II-nya.

Tapi, saya tahu itu karena kesalahan saya yang terlalu meremehkan dan tidak berusaha. Maka, saya pun menuliskan sebuah kata mutiara dalam hidup saya, "Orang yang tidak pernah berusaha, tidak boleh meratapi kegagalannya."

Kalimat mutiara adalah intisari kehidupan orang besar yang dirangkum dalam pendek dan berbobot. Tetapi, di balik sebuah kalimat yang pendek, ada pengalaman jatuh bangun kehidupan mereka yang luar biasa. Kita ambil contoh kisah Charles Sherwood Noble (1873-1957), seorang inovator pertanian terkemuka dari Alberta pada masanya.

Dia dibesarkan oleh tetangganya lantaran ibunya meninggal. Dia pernah sukses dan memiliki ribuan hektar tanah pada 1920. Tapi, akibat salah manajemen, dia jatuh pailit. Dia terpaksa bekerja pada sebuah bank untuk memberinya kredit. Tapi, dalam setahun dia mampu bangkit dari keterpurukannya.

Dia menulis, "You must have long term goals to keep you from being frustrated by short term failures." (Kamu harus punya tujuan jangka panjang, untuk menghindari dirimu dari frustrasi terhadap kegagalan jangka pendek).

Siapa pun membutuhkan motivasi dalam hidupnya. Kata-kata mutiara bisa membantu orang membangkitkan motivasinya. Bisa tentang cinta, persahabatan, kreativitas, orang tua, pendidikan, pemimpin, marketer, pebisnis, dan sebagainya.

Tak heran jika sebagian orang doyan mengumpulkannya. Orang besar macam Winston Churchill, mantan PM Inggris, juga menjadi kolektor kata-kata ini. Kata-kata itu dia baca berulang-ulang saat kesepian datang.

Memetik manfaat


Dari tokoh besar hingga orang kecil bisa memetik manfaat kata mutiara itu. Di buku motivasi sampai kertas teka-teki silang yang dibaca di warung-warung kopi pun terserak kata-kata ajaib itu. Bahkan, ada yang membuat saya terkekeh renyah. Di balik badan truk, ada ragam tulisan menarik. Misalnya, "Putus cinta, sudah biasa. Putus Rokok, jadi merana. Putus rem, matilah kita." Ada juga yang menulis, "Pergi karena tugas, pulang karena beras." Saya pikir kalimat itu mencerminkan filosofi sederhana dari hidup mereka di jalanan.

Melalui tulisan kali ini, saya ingin memberikan beberapa tips bagi Anda untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari kata-kata mutiara.

Pertama, kalau kata dan kalimat mutiara tersebut menggugah Anda, segera ketik atau pun simpan kalimat tersebut. Biasanya otak kita mudah melupakannya. Biasanya kita terinspirasi saat itu, tetapi pada saat kita ingin mengingat kalimat persisnya, kita jadi lupa. Jadi, ada baiknya dicatat, diketik, dan disimpan. Pensil yang tajam masih lebih baik daripada pikiran yang tajam, kata pepatah. Bagaimana pun, kalau disimpan, kapan pun bisa kita buka dan baca kembali. Menariknya, kalimat-kalimat mutiara ini tidak akan pernah bosan untuk dibaca berulang-ulang. Bahkan, semakin lama semakin dalam maknanya.

Kedua, jika ingin dikoleksi, simpanlah sesuai dengan temanya. Misalkan temanya adalah soal kegagalan, soal pertemanan atau soal menjadi orang tua. Pada saat Anda mengalami suatu masalah, dengan mudah kalimat mutiara ini bisa menjadi semacam motivator untuk Anda. Lagipula, menariknya koleksi ini kadang bisa kita pakai dalam pembicaraan, presentasi ataupun sambutan kita sehingga kalimat yang kita ucapkan menjadi lebih berbobot.

Ketiga, supaya bisa belajar lebih dalam dari kata-kata mutiaranya, adalah lebih menarik jika Anda kenal siapa yang mengatakannya. Misalkan ada kata bijak dari Sir Edmund Hillary, "Hai gunungku. Kamu sudah berhenti bertumbuh, sementara dalam diriku masih ada kemampuan dan kemauanku yang terus bertumbuh. Aku akan mengalahkanmu". Siapa Sir Edmund Hillary? Dialah orang yang pertama kali menaklukkan puncak Mount Everest bersama Tanzing Norgay. Dan kalimat itu diucapkan waktu pertama kali dia gagal dalam ekspedisinya.

Keempat, sebenarnya Anda sendiri bisa menciptakan kalimat mutiara Anda sendiri. Inilah yang juga saya lakukan dengan 'Diary Kehidupan' saya. Setiap hari, Anda boleh merumuskan dalam satu kalimat, apakah pelajaran penting yang Anda dapatkan dalam satu hari ini. Tidak perlu kalimat panjang. Cukup suatu kalimat yang mengintisarikan nilai pelajaran kehidupan yang baru saja Anda dapatkan hari ini, dari Tuhan. Suatu ketika, saat Anda baca kembali Anda akan kaget betapa banyak intisari hidup yang telah Anda kumpulkan.

Kelima, akhirnya, simpan dan bacalah secara periodik kalimat yang Anda kumpulkan. Percayalah, dibaca sekali, Anda akan dapat hiburan. Baca dua kali, Anda mendapat pemahaman dan bacalah tiga kali, dan Anda akan mendapatkan pencerahan. Bahkan tulisan-tulisan dalam rubrik motivasi ini pun bisa dikliping dan menjadi kekayaan hidup yang berharga.

Sumber: Belajar dari Kata-kata Mutiara oleh Anthony Dio Martin,
Director HR Excellency

Jumat, 22 Februari 2008

Ketika Daun-Daun Berguguran


Saat musim berubah, tiba saatnya daun-daun berguguran. Angin berhembus dingin terasa menyengat. Kelahiran dan kematian datang silih berganti bagai roda yang selalu berputar. Kelahiran selalu disambut dengan riang gembira pertanda datangnya kehidupan yang baru pada satu generasi. Namun ketika kematian tiba, derai air mata mengalir tiada henti, isak tangis terasa memilukan hati itulah saatnya tiba daun-daun berguguran.

Kemaren malam saya berkunjung ke rumah sakit, salah satu kerabat sedang dirawat. Ditengah asyik sedang membezuk, dikamar sebelahnya nampak dua gadis cantik berkerudung sedang khusyuk membaca al-qur'an. Lelaki tua terbaring lemah dengan tangan diinfus. Seorang ibu tertidur di bawah lantai.

Tak berapa lama terdengar isak tangis, kedua gadis itu memeluk sang ayah sambil mengucapkan, "ayah, ucapkan La ilaha illallah.." "ucapkan ayah.."kata gadis satunya lagi. Sang ayah mengikutinya, "La ilaha illallah" dengan nada terbata-bata. Suara jerit tangis terdengar menggema, lelaki tua yang dipanggil kedua gadis itu dengan sebutan ayah akhirnya tiada. Rasa haru menyelimuti didalam dada saya.

Ditengah perjalanan menuju pulang tanpa terasa air mata saya menetes, terbayang wajah Hana bagaimana kelak dewasa ketika saya menjelang senja. Mampukah saya mendidiknya menjadi anak yang sholehah? Apakah ketika detik-detik saya terakhir Hana juga mengingatkan saya untukmengucapkan kalimah tauhid?

Ditengah lamunan itu saya teringat Sabda Nabi SAW Kewajiban ayah dan ibulah untuk mendidik anaknya untuk menjadi anaknya yang sholeh. Sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW, "kullu mauludin yuladu `ala alfitrah, fa abawahu yuhawwidanihi au yunasshironihi au yumajjisanihi." Artinya "setiap bayi yang terlahir dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah mereka menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi."


Dari kejauhan nampak Hana datang berlari menyambut saya sambil memeluk seolah sudah lama tidak ketemu. Senyum manis menghiasi dibibir mungilnya, Hana terlihat cantik. Wajah dan cara berjalannya mirip dengan saya.

-------------------------------------------
Hidup ini menjadi indah jika diri kita mampu mendidik anak-anak kita menjadi anak yang sholeh, sebab kehidupan tetap berjalan datang silih berganti kelahiran dan kematian hanya tiga hal kebaikan yang tidak akan terputus di dalam hidup ini yaitu anak yang sholeh, ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah.

Salam Cinta,
agussyafii

http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72

Rabu, 20 Februari 2008

JANGAN MENIKAH KARENA...

1. Jangan menikah karena harta
Tidak ada gunanya hidup bergelimangan harta tanpa cinta. Harta dapat datang dan pergi setiap saat. "Cinta" yang sesat dan sesaat dapat diperoleh setiap saat, tapi cinta yang sejati tidak dapat dibeli dengan harta.

2. Jangan menikah karena perasaan asmara
Rasa tertarik, simpati, naksir, yang merupakan asmara yang sering disalahartikan sebagai cinta. Asmara itu bukan cinta. Asmara dapat cepat berubah oleh rupa, harta, tempat dan keadaan. Asmara itu buta, tidak tahan lama dan tidak tahan uji . Cinta perlu diuji dalam suka dan duka dengan mata terbuka.

3. Jangan menikah karena rupa saja
Kecantikan yang diluar memang indah, tapi dapat luntur termakan umur.Utamakanlah kecantikan yang di dalam.

4. Jangan menikah karena iba
Iba (rasa kasihan) memang baik dan harus ada dalam hidup kita, tapi tidak boleh menjadi dasar pernikahan. Kasihan dapat habis, tapi kasih tidak berkesudahan. Dasar pemikahan adalah kasih, bukan kasihan

5. Jangan menikah untuk kepuasan sex saja
Memang sex suci dan penting dalam hubungan suami-istri, namun tidak boleh menjadi tujuan utama dari pemikahan. Sex hanyalah salah satu bagian dari pernikahan. Orang yang hanya mengejar kenikmatan sex akan kecewa dan terjerat oleh kesusahan yang diciptakannya sendiri.

6. Jangan menikah karena paksaan keluarga
Seorang anak harus berbakti kepada keluarga, namun tidak boleh menyerah dalam hal nikah, kalau mereka memang salah dan anda benar. Berdoalah dan berikanlah penjelasan kepada mereka, jangan dengan kekerasan.

7. Jangan menikah karena desakan usia
Bila semakin bertambahnya usia dan rekan-rekan sudah berpasangan, orang akan mulai gelisah (terutama pada wanita). Banyak orang akhimya asal tabrak dan sikat." Hindarilah tindakan tersebut. Sabarlah dan yakinilah bahwa Tuhan sudah menyediakan yang terbaik untuk anda. Jangan takut kehabisan jatah dan kadaluarsa.

8. Jangan menikah untuk membalas jasa
Orang yang telah berbuat baik perlu dibalas, tapi jangan dengan pernikahan.

Sumber : yulia@yamaha-motor-elec.co.id ;

Tak ada Nada Sibuk ????

Semoga berguna...dari em-mail seorang teman yang masuk ke INBOX

Assalamu'alaikum. .

Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:

"Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".

"Tekan 1 untuk 'meminta'.
Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

Atau....
Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."

Atau, bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:

"Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,

Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,
Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,
Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka,
silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!"

Atau bisa juga Anda mendengar ini :

"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini.
Silakan mencoba kembali esok hari."
atau...
"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari
Senin setelah pukul 9 pagi."

Alhamdulillah. .. Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya setiap saat!!!

Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar Anda.
Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk.
Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.

Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: 24434

2 : shalat Subuh
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya

Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 28443483

2 : shalat Subuh
8 : Shalat Dhuha
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)
3 : Shalat Witir

Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim & Hadist Rasul"
Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut biaya.

Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!!

Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita.
Mana tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya

Sabda Rasulullah S.A.W : "Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih laut"

7 Kalimah ALLAH:

1. Mengucap "Bismillah" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap " Alhamdulillah" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap " Insya-Allah" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah " sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.

Dari tafsir Hanafi, mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat. ...
mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu... mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.

Sekarang anda mempunyai 2 pilihan:

1. Biarkan E-mail ini tetap dalam mailbox anda. Insya-Allah tidak akan ada sesuatu yang terjadi pada diri anda.
2. Forward E-mail ini ke sejumlah orang yang anda kenal dan Insya-Allah ridha Allah akan dianugerahkan kepada setiap orang yang Anda kirim.

Wassalaamu'alaikum. ..

Jumat, 01 Februari 2008

SMS Autoresponse (ada yg kurang)

Masih ngelanjutin yang kemaren, udah ada situs sih, hasil googling dan dari milis ITCenter@yahoogroup.com yang kasih alamat ini, http://www.savefile.com/projects/1051689 tapi setelah di dowload semua filenya, ternyata masih ada yang kurang, yaitu Database servernya, atau memang suruh bikin sendiri, akunya sih gak tau.

Maunya sih beli langsung CD programnya ke orangnya tapi gak tau mesti kemana ?, habis di situnya gak ada alamat e-mail orang yang bikin.